Rabu, Juli 23, 2014
0
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
            Di dalam dunia kedokteran ada yang namanya aktivitas pemikiran . Tidak hanya dalam kedokteran bahkan ahli psikologi mengatakan “Gunakanlah pemikiranmu dengan benar karena pusat pengendalian kegiatan fisik dan psikologis adalah cara pemikiran seseorang” . Semua pemikiran seseorang dikendalikan oleh orang itu sendiri ada yang mengatakan orang lain dapat mengendalikan pemikiran orang lain itu salah . Karena semua yang akan dilakukan akan diputuskan oleh dirinya sendiri . Orang berpikiran bahwa orang lain dapat mengendalikan pemikiran orang padahal itu hanya berupa bujukan .

B.Rumusan Masalah
1.Apa saja masalah yang didapat pada pemikiran seseorang ?
2.Bagaimana cara mengubah pemikiran seseorang ?
C.Tujuan
            Untuk memberi seseorang tanggapan positive akan apa yang baik untuk pemikiran mereka dan menginformasikan masalah yang dapat memperngaruhi pemikiran mereka
D.Manfaat
            Memberi tips untuk menghindari pengendalian pikiran orang lain dan dapat memutuskan dengan tepat hal yang baik untuk mereka tanpa campur tangan orang lain
           







BAB II
Kajian Teori
Manusia bertindak dengan dilandasi pikiran, dan salah satu model psikologi kontemporer menjelaskan bahwa pikiran terdiri dari bagian utama, yaitu : Pikiran Sadar (Conscious Mind) dan Pikiran Bawah Sadar (Subconscious Mind).

     Pikiran Sadar merupakan bagian dari pikiran kita yang bertugas untuk melakukan analisa dan pertimbangan-pertimbangan rasional, seringkali disetarakan dengan bagian kiri dari otak kita (Left Brain).

      Pikiran Bawah Sadar berisikan database yang mencerminkan diri kita, dimana database ini merupakan akumulasi dari berbagai pemahaman, penalaran, pengalaman, bahkan penularan (induksi dari pihak lain) sejak mulai kita lahir sampai dengan hari ini.

      Pikiran Bawah Sadar seringkali disetarakan dengan bagian kanan dari otak kita (Right Brain), oleh karena itu Pikiran Bawah Sadar merupakan wilayah yang didominasi oleh rasa dan emosi.

     Yang paling menarik, Pikiran Bawah Sadar cenderung bersifat “netral” terhadap data atau informasi yang masuk. Netral artinya tidak mengenal “baik” dan “buruk”, “salah” atau “benar”. Suatu data yang telah “berhasil” memasuki Pikiran Bawah Sadar dan telah menjadi memori permanen, maka dianggap sebagai “kebenaran”, walaupun mungkin sebenarnya data tersebut relatif “salah” berdasarkan kaidah umum.

      Contoh klasik, pada saat kita kecil, ketika orang tua kita mengatakan “… awas jangan main jauh-jauh, nanti kamu diculik hantu ….”, maka Pikiran Bawah Sadar seorang anak tentu tidak memahami apakah pernyataan tersebut “benar” atau “salah”, yang lebih dipahami adalah bahwa kata-kata orang tua pasti “benar” adanya, maka sejak saat itu di Pikiran Bawah Sadar terdapat data, bahwa hantu itu ada !

       Hal lain yang menarik, bahwa ternyata porsi Pikiran Bawah Sadar ternyata sangat dominan dalam menentukan tindakan seseorang, Sebuah buku yang berjudul “Peace of Mind” dari Sandy Mc Gregor menyatakan bahwa kontribusi Pikiran Sadar hanyalah 12%, sedangkan kontribusi Pikiran Bawah Sadar adalah 88%. Beberapa buku lainnya bahkan menggambarkan bahwa peranan dari Pikiran Bawah Sadar adalah mencapai 90% dan Pikiran Sadar hanya 10%.

        Dari penjelasan di atas, jelas bahwa pikiran rasional saja tidaklah “cukup” untuk mewujudkan suatu tindakan ! Karena rasional adalah tugas dari Pikiran Sadar yang hanya berkonstribusi sebanyak 12% terhadap mekanisme suatu tindakan.

       Oleh karena itu, walaupun mungkin anda belum pernah melihat hantu, atau secara rasional seharusnya hantu tidak perlu dianggap ada, tetapi saya yakin ketika anda melewati kamar mayat RSCM di tengah malam pasti anda akan takut ! Artinya, rasio anda tidak cukup mampu untuk membuat anda “berani”, karena Pikiran Bawah Sadar anda “terlanjur” mempercayai bahwa fenomena hantu adalah benar adanya !


      Dengan komposisi kontribusi Pikiran Sadar 12% vs Pikiran Bawah Sadar 88%, maka kita dapat dikatakan nyaris merupakan “mahluk bawah sadar” !

       Dari uraian di atas mungkin banyak hal yang sebenarnya tidak kita inginkan, tetapi “terlanjur” masuk ke pikiran bawah sadar karena banyaknya induksi dalam kehidupan ini.

       Setiap orang secara alamiah pasti memiliki keinginan untuk selalu bergerak maju, tetapi di sisi lain seringkali yang terjadi justru mereka “berbelok” atau “ditarik” ke arah yang sebaliknya oleh pikiran bawah sadar. Pikiran bawah sadar dapat menjadi kekuatan yang mendukung keinginan kita, atau sebaliknya dapat menjadi musuh kita yang paling kuat !

       Dari berbagai hal yang telah dipaparkan, mungkin timbul suatu pertanyaan, dapatkah kita “membuang” hal-hal yang tidak memberdayakan yang sudah “terlanjur” berada di pikiran bawah sadar kita ? Dapatkah kita memasukkan hal-hal yang lebih positif ke pikiran bawah sadar sehingga pikiran bawah sadar akan bergerak selaras dengan keinginan kita

Teori pikiran adalah sebuah teori bahwa pikiran tidak dapat langsung diobservasi. Anggapan bahwa orang lain memiliki suatu pikiran diistilahkan teori pikiran karena setiap manusia hanya dapat mengintuisi keberadaan dari pikirannya sendiri lewat introspeksi, dan tidak ada orang lain yang memiliki akses langsung terhadap pikiran orang lain. Secara tipikal diasumsikan bahwa orang lain memiliki pikiran dengan analogi yang seseorang miliki, dan berdasarkan interaksi sosial alami timbal-balik, sebagaimana yang diobservasi dalam atensi bersama, penggunaan fungsi bahasa, dan memahami emosi dan aksi orang lain. Memiliki teori pikiran membuat seseorang mengatribusikan pemikiran, hasrat, dan intensi kepada orang lain, untuk memperkirakan atau menjelaskan aksi mereka, dan untuk menempatkan intensi mereka. Dalam arti aslinya, ia membuat seseorang untuk memahami bahwa keadaan mental dapat menjadi penyebab - yang digunakan untuk menjelaskan dan memperkirakan - perilaku orang lain. Kemampuan mengatribusikan keadaan mental terhadap orang lain dan memahaminya sebagai penyebab perilaku menandakan, sebagian, bahwa seseorang harus dapat memahami pikiran sebagai "pembangkit representasi".  Jika seseorang tidak memiliki teori pikiran yang komplit ia mungkin menandakan gangguan kognitif atau perkembangan.
Teori pikiran muncul sebagai potensi kemampuan lahiriah pada manusia, tapi membutuhkan pengalaman sosial dan pengalaman lainnya selama beberapa tahun sampai menghasilkan sesuatu. Orang yang berbeda bisa saja membentuk teori pikiran yang lebih, atau kurang, efektif. Empati adalah konsep yang berkaitan, yang berarti mengenali dan memahami teori pikiran lewat pengalaman, termasuk kepercayaan, hasrat dan terkadang emosi orang lain, sering dikarakterkan sebagai kemampuan untuk "menempatkan diri sendiri di posisi orang lain." Kajian terbaru dari neuro etologis perilaku hewan, menyarankan bahkan tikus mungkin memperlihatkan kemampuan etikal atau empati.
Teori perkembangan kognitif Neo-Piagetian menyatakan bahwa teori pikiran adalah hasil dari kemampuan hiperkognitif yang luas dari pikiran manusia untuk mencatat, memonitor, dan merepresentasikan fungsinya sendiri.
Penelitian terhadap teori pikiran dalam sejumlah populasi yang berbeda (manusia dan hewan, orang dewasa dan anak-anak, perkembangan secara normal dan tidak-khusus) telah tumbuh secara cepat dalam 30 tahun terakhir sejak tulisan Premack dan Woodruff, "Does the chimpanzee have a theory of mind?" (Apakah simpanse memiliki teori pikiran?). Munculnya bidang ilmu neurosains sosial juga telah memulai mengawali debat ini, dengan membayangkan manusia yang sedang melakukan pekerjaan mengharapkan pemahaman dari suatu intensi, kepercayaan atau keadaan mental orang lain.
Laporan alternatif dari teori pikiran dibawakan oleh instrumental psikologi dan memberikan bukti empiris penting bagi fungsi perspektif pembawaan dan empati. Pendekatan instrumental yang paling berkembang dikembangkan dalam penelitian mengenai relasi respon turunan dan digolongkan dalam apa yang disebut, "Teori Kerangka Rasional." Menurut pandangan tersebut empati dan perspektif bawaan terdiri dari suatu set kompleks dari kemampuan relasional turunan berdasarkan pada pembelajaran terhadap diskriminasi dan respon secara verbal ke relasi yang lebih komplek antara diri sendiri, orang lain, tempat, dan waktu, dan transformasi fungsi lewat relasi yang telah terhubung.
Menurut Comte, bukan hanya dunia yang mengalami proses ini, namun kelompok manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan, individu dan bahkan pikiran pun melalui ketiga tahap tersebut.
1.      Tahap Teologis
Tahap ini menjadi ciri dunia sebelum tahun 1300. Selama masa itu, system ide utama dititikberatkan pada kepercayaan bahwa kekuatan supranatural dan figure-figur religious, yang berwujud manusia, menjadi akar segalanya. Secara khusus dunia sosial dan fisik dipandang sebagai dua hal yang dibuat Tuhan. Intinya pada tahap Teologis ini seseorang mengarahkan rohnya pada hakikat batiniah segala sesuatu, kepada sebab pertama, dan tujuan terakhir segala sesuatu, kepada sebab pertama, dan tujuan terakhir segala sesuatu. Menurut Comte pada tahap ini, manusia berkeyakinan bahwa setiap benda-benda merupakan ungkapan dari supernaturalisme. Tahap ini bias disebut sebagai tahap kekanak-kanakan dimana manusia tidak mempunyai daya kritis sama sekali.

2.      Tahap Metafisik
Tahap ini menurut Comte berlangsung antara tahun 1300 sampai dengan 1800. Era ini dicirikan oleh kepercayaan bahwa kekuatan abstrak seperti “alam”, dapat menjelaskan segalanya. Tahap metafisik sebenarnya hanya mewujudkan suatu perubahan saja dari zaman teologik, karena ketika zaman teologik manusia hanya mempercayai suatu doktrin tanpa mempertanyakannya, hanya doktrin yang dipercayai. Dan ketika manusia mencapai tahap metafisika ia mulai mempertanyaan dan mencoba mencari bukti-bukti yang meyakinkannya tentang sesuatu dibalik fisik. Tahap metafisik menggantikan kekuatan-kekuatan abstrak atau entitas-entitas dengan manusia. Ini adalah tahap peralihan dimana alam berpikir manusia sudah menanyakan tentang fenomena-fenomena yang ada di sekitar dirinya.

3.      Tahap Positif
Tahap ini yang diperkirakan terjadi pada tahun 1800 dan seterusnya, merupakan tahap pamungkas dari hukum tiga tahap, atau bias disebut tahap final. Tahap positif berusaha untuk menemukan hubungan seragam dalam gejala. Pada zaman ini seseorang tahu bahwa tiada gunanya untuk mempertanyakan pengetahuan yang mutlak, baik secara teologis ataupun secara metafisika. Orang tidak mau lagi menemukan asal muasal dan tujuan akhir alam semesta, atau melacak hakikat yang sejati dari segala sesuatu dan dibalik sesuatu. Pada zaman ini orang berusaha untuk menemukan hukum segala sesuatu dengan berbagi eksperimen yang akhirnya menghasilan fakta-fakta ilmiah, terbukti dan dapat dipertanggung jawabkan (secara empiris) .















                                                                                       
BAB III
Metodologi Penelitian
Dalam bab ini secara berurutan dibahas mengenai tujuan khusus penelitian, pendekatan penelitian, latarpenelitian, data dan sumber data dan pemeriksaan keabsahan data.
A.Tujuan khusus Penelitian
            Untuk memberi seseorang tanggapan positive akan apa yang baik untuk pemikiran mereka dan menginformasikan masalah yang dapat memperngaruhi pemikiran mereka
B.Metode Penelitian
            Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pendekatan yang diawali dengan :
1. Peneliti melakukan beberapa wawancara kepada seseorang yang mempunai watak yang berbeda-beda untuk melakukan penelitian berupa mencoba mempengaruhi pemikiran beberapa orang dan menimpulkannya
2.Mengambil beberapa teori yang akan dicocokan dengan hasil wawancara untuk mencari tahu penyebab perbedaan pendapat tersebut
C.Latar Penelitian
     Penelitian ini dilakukan di sekitar kecamatan palaran kota samarinda untuk melakukan wawancara beberapa orang
D.Prosedur pengumpulan data
     Dalam pengumpulan data disesuaikan dengan cara yang dilakukan dilapangan :
1.Wawancara
     Peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa orang disekita kecamatan palaran untuk mendapatkan fakta lapangan yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid
2.Penyimpulan dengan teori
       Peneliti menyimpulkan hasil dari wawancara dengan teori ang berhubunga dengan aktivitas pemikiran manusia yang dapat menghailkan data yang lebih akurat

BAB IV
Hasil penelitian dan Pembahasan
Hasil dari penelitian di Palaran mendapatkan hasil bahwa aktivitas pemikiran manusia mendapatkan beberapa masalah dan juga mendapatkan beberapa cara untuk merubah pemikiran seseorang dari hasil penelitian :
A.Masalah aktivitas pemikiran dan cara mengatasinya
1.Kejenuhan
Kejenuhan adalah hal yang tidak asing lagi bagi seorang manusia . Setiap orang mempunyai sifat yang berbeda-beda ada yang mudah jenuh dengan suatu hal dan ada juga yang lama mengalami kejenuhan . Namun setiap orang mempunyai kapasitas otak sama jadi otak pasti akan lelah dan tergantung orang itu sendiri bagaimana menyikapinya . Nah begitu juga aktivitas pemikiran yang 90 % menggunakan fungsi otak . Semakin sering seseorang berpikir semakin cepat pula otak mengalami kelelahan dan kejenuhan jika terlalu fokus dengan suatu hal .
Adapun beberapa cara untuk mengatasi kejenuhan tersebut :
v  Jangan terlalu fokus akan hal tersebut iringilah dengan sesuatu yang dapat membuat otak merilekskan sejenak pemikiran mereka seperti membaca buku , mendengarkan lagu , atau bermain game
v  Munculkan rasa senang dalam mengerjakan sesuatu . Itu sangat berperan penting dalam pemikiran otak karena semakin orang menyenangi apa yang mereka kerjakan maka semakin meringankan kerja otak untuk tidak memikirkan hal lain
2.Tekanan
       Tekanan tidak jauh berbeda dengan kejenuhan namun faktor lain dari tekanan ini bisa dari luar pemikiran otak seperti dari makhluk hidup lainnya . Tekanan yang paling berbahaya adalah tekanan yang dapat merubahan pemikiran seseorang seperti sebuah bujukan . Tidak semua bujukan dapat merubah pemikiran seseorang karena pemikiran tergantung keputusan dari sang pemikir .
3.Pengaruh psikologis
       Salah satu pengaruh psikologis adalah alam bawah sadar . Terdapat ilmu psikologis yang dapat mengendalikan alam bawah sadar seseorang Ilmu tersebut dinamakan Hipnotis . Ilmu tersebut trend dikalangan pesulap yang jika ilmu tersebut digunakan kepada sesama psikologi mungkin tidak berfungsi dengan baik bahkan tidak berfungsi sama sekali.
      

       Pikiran Bawah Sadar mencerminkan diri kita, dimana akumulasi dari berbagai pemahaman, penalaran, pengalaman, bahkan penularan sejak mulai kita lahir . Pikiran Bawah Sadar seringkali disetarakan dengan bagian kanan dari otak kita (Right Brain), oleh karena itu Pikiran Bawah Sadar merupakan wilayah yang didominasi oleh rasa dan emosi.
B.Cara-cara mempengaruhi pemikiran seseorang
1.Dorongan
            Ini berupa salah satu cara untuk memperngaruhi pikiran seseorang dengan bujukan atau tekanan akan memberikan pertimbangan kepada orang yang menjadi sasaran. Kelemahan seseorang bukan berada pada otaknya tetapi perasaan mereka yang akan menjadi pertimbangan paling terbesar dan masa paling sulit untuk mempertimbangkan .
            Maka dari itu jika orang yang kurang dikenal atau bahkan tidak dikenal sama sekali akan sangat sulit memperngaruhi pemikiran orang lain . Maka dari itu jika anda ingin memperngaruhi seseorang buatlah seseorang nyaman , percaya , dan merasa segala hal aman jika diberitahukan pada anda . Baru bisa memulai mempengaruhi pemikirannya
2.Merubah Pemikiran Psikologis
            Orang yang memiliki pengalaman dengan psikologis mempunyai kesempatan paling tinggi untuk mempercepat mempengaruhi pemikiran seseorang karena mereka sudah mengetahui kelemahan dan kelebihan pemikiran seseorang . Dann juga ia mungkin sudah mengalami pengalaman yang lebih dibanding orang yang bukan psikologis
            Cara instan untuk mengubah pemikiran seseorang dan saat ini sangat ramai digunakan bahkan seorang pesulap yaitu hipnotis .  Mereka sebenarnya hanya memanfaatkan konsentrasi orang lain dan mulai mempengaruhi alam bawah sadar mereka sehingga mudah untuk di pengaruhi
3.Daya Tarik Seseorang
            Mungkin ini terlihat aneh bagi beberapa orang namun ini juga menjadi faktor penting karena dengan orang yang mempunyai daya tarik lebih mereka akan lebih percaya terhadap orang tersebut dan kepercayaan adalah point utama untuk mempengaruhi pemikiran orang lain



















                        
BAB V
Penutup
A.Kesimpulan
            Jadi dari penelitian di atas dapat di simpulkan bahwa pemikiran manusia adalah pusat atau operator seluruh kegiatan atau hal apa yang akan kita lakukan . Otak tidak akan bisa selalu bekerja berat karena otak yang mengendalikan pemikiran dan otak butuh sesuatu yang dapat meringankan beban dengan hiburan
B.Saran

            Maka dari itu belajarlah untuk membuat keputusan yang menurut anda paling tepat dan jangan terlalu memaksakan kehendak karena pemikiran sama halnya dengan manusia butuh hiburan , istirahat , dan kenyamanan

0 komentar:

Posting Komentar